Jumat, 09 Agustus 2013

ALONE ( Fanfic : Yesung Love Story )

ALONEƒ
by. Yoshikuni Yumi


                Main Cast :                
v  Author                                           as                            Ri Rin
v   Kim Jong Woon                           as                            Yesung
v   Park Jung Soo                             as                            Lee Teuk (Yesung’s Classmate)
Other Casts :
v  Lee Sung Min                              as                            Sung Min (Yesung’s Boss)
v   Kangta                                         as                            Kangta (Sung Min’s Brother)
v   Kim Kibum                                 as                            Kibum (Yesung’s Friend)
v   Cho Kyuhyun                             as                            Kyuhyun (Yesung’s Friend)
v  Taeyeon (SNSD)                         as                            Taeyeon (Yesung’s Classmate)

˜˜˜˜˜

Jangan Kau ambil lagi Dia dari sisiKu, Tuhan! Karna Aku takkan sanggup hidup tanpaNya!

˜˜˜˜˜

“Terkumpuuul!! Diapain ya?? Hmm.. buat bakar ubi aja dech.. lagian bentar lagi boss pulang.” Aku mengumpulkan semua daun kering yang baru saja kusapu “Hihihi...” aku mendengar suara seorang yeoja “Ng??” Aku menoleh ke arah suara itu berasal “Ah..?! Annyong-haseyo..?”  seorang yeoja mengenakan kimono menyapaku “Annyong-haseyo..”


“Capek ya? Menyapu kebun?” yeoja itu bediri didepan gerbang toko bossku. “Ah… Maaf, tapi Sung Min sedang keluar.” Mungkin dia tamu, Boss. “Sung Min? Siapa itu?” yeoja itu tampak bingung tapi ia tetap tersenyum “Eh? Bukannya kau ada perlu dengannya?” Lalu kalau bukan untuk bertemu Sung Min... “Aku menyapa karna kulihat kau sepertinya sedang serus. Mian jika aku mengganggu.” Yeoja itu menundukkan kepalanya “Eh? Kwaech’anayo.. gak apa..” Aku merasakan mukaku memerah.
“Rumah yang megah..” yeoja itu melihat sekelilingku. “Ah! Bukan kok. Ini hanya toko. Semacam toko serba ada..” aku hanya menggaruk kepaaku yang sebenarnya gak gatal. “Bisnis keluarga?” yeoja itu bertanya lagi “Kerja Part Time” yeoja itu tampa terkejut “Wah Hebat! Padahal masih sekolah” mendengar pujiannya mukaku semakin merah “Ah.. nggak kok..” KRIIING!! “Ah! Ada telepon!” KRIING!! Telepon itu berbunyi lagi “Mian, mengganggumu bekerja”  KRIIING!! “Kwaech’anayo! Annyeonghi kyeseyo!” aku berlari menuju toko meninggalkan Yeoja itu, kulihat Yeoja itu tersenyum dan melambaikan tangannya.
KRIING!! “Yoboseoyo?” kuangkat telepon yang sejak tadi berbunyi “Yoboseoyo.” Terdengar jawaban yang sangat keras “Boss?!” “Mian, disini sibuk, aku belum bisa pulang..” terdengar nada kecewa darinya “Yah, kalau gitu aku gak jadi bakar ubi dong..” “EEEHH??! UBI?! AKU MAUUU MAKAN UBI BAKAAR!!” “AKU JUGA!!!” Sung Min berteriak disana juga terdengar suara Kangta. “besok aja deh..” kututupi telingaku karna teriakan mereka berdua. “Besok aku belum bisa pulang. Aku gak tau kapan aku pulang. Makanya kerjanya libur dulu aja. Nanti kubelikan oleh-oleh”  aku sedikit terkejut mendengarnya “Kamsahamnida! Hati-hati ya?” “Kamu juga ya” TUUUT!!! TUUUT!! “Eh? Hati-hati?apa maksudnya??
˜
TENG! TENG! TENG! “Begitu? Kue natal keluarga Taeyeon selalu Buche De Noel, ya?” kumasukan buku-bukuku kedalam tas. “Iya, Aku suka bentuknya yang seperti tanggul pohon. Ditambah lagi diatasnya ada sinterklas dan rusa kutub dari marzipannya.” Taeyeon tersenyum sangat manis hari ini. “HEI!” seseorang memanggilku, aku mengenali suara ini “NAMAKU BUKAN HEI!!!” aku berteriak pada orang itu. “Mau pulang?” Lee Teuk bertanya padaku dan Taeyeon. Taeyeon dan Lee Teuk ngobrol tentang kegiatan klub panah Lee Teuk.
“Kamu.. gak kerja ditempat Sung Min?” tiba-tiba, Lee Teuk bertanya padaku. “Enggak. Sung Min sedang pergi entah sampai kapan..” mendengar jawabanku raut muka Lee Teuk berubah. “Lebih baik kau menginap di Toko Sung Min!” lalu ia pergi meninggalkan aku dan Taeyeon. “APAAN SIH?! AKU GAK NGERTI TAU!” aku ingin mengejar Lee Teuk, tapi aku tak mau meninggalkan Taeyeon “Kalian berdua.. Akrab ya..” Taeyeon berkata dengan polosnya. Akrab?? Dimananya sih??
“Dasar! Apasih maunya Lee Teuk?! Aku gak ngerti!” aku menggerutu sepanjang jalan pulang. “Hihihi...” Aku mendengar suara yang pernah kudengar sebelumnya,, suara cantik ini.. jangan-jangan.. aku menoleh, dan ternyata benar duggaanku “Ah..! Yang kemarin” aku bertemu lagi dengan Yeoja cantik yang kemari menyapaku “Mian, habis kamu sepertinya seru sendiri sambil jalan” dia masih tertawa sambil menutupi mulutnya. “Gak ada yang seru sih sebenernya” aku juga tertawa bersamanya. “Kok uda pulang sekolah? Gak ikut klub ya?” Yeoja itu berjalan disebelahku “Habis gak ada klub yang menarik perhatianku sih..”kami berjalan berdampingan “Kau kerja part time kan?” Yeoja itu bertanya padaku “Ah..! enggak... sekarang lagi libur kok.”  Yeoja itu tersenyum padaku “Hmm.. Mau gak nemenin aku sebentar?” Eh??
Kami duduk berdua disebuah taman. “Aku ingin coba minum kopi kaleng.. Aneh ya?!” Yeoja itu menatap kaleng kopi miliknya “Nggak juga..” Aku berbohong padanya. “Bohong! Kelihatan jelas lo!” Yeoja itu tersenyum. Wajahku merah padam, Ternyata aku tak pandai berbohong ya?! “Kupikir begini rasanya bersama seorang Oppa??” raut muka Yeoja itu berubah, wajahnya tampak sedikit lesu. Jadi… selama ini dia… “Mungkin kalau dia masih hidup, dia akan seperti Oppa.. Impianku terkabul. Kamsahamnida, Oppa!” Yeoja itu menggenggam tanganku, seakan aku bisa merasakan kesedihannya. “Oppa pasti berpikir kalau aku Yeoja yang aneh..” Yeoja itu masih menggenggam tanganku “Enggak kok..” Yeoja itu tersenyum, wajahnya kembali cerah seperti saat kami pertama kali bertemu. “Bisakah lain kali kita ngobrol lagi?”  ia bertanya padaku “Kwaech’anayo!” “Kamsahamnida..!!” Aku merasa senang melihat Yeoja itu tertawa. Aku ingin melihatnya selalu tertawa..
˜
“Gitu ya? Jadi Kakaknya meninggal waktu dia masih kecil” “Hmm...” Aku dan Taeyeon duduk bersama ditangga sekolah saat makan siang. “Kau janji akan bertemu lagi kan?” Taeyeon bertanya padaku “Iya, pulang sekolah nanti aku akan menemui Yeoja itu” Aku hanya tersenyum padanya “Yeoja itu pasti asik buat temen ngobrol. Dia pasti senang bersamamu, Yesung" Taeyeon tersenyum padaku “Taeyeon.. Eh.. Ngomong-ngomong mana Lee Teuk? Biasanya dia udah cari perkara sama aku.” Aku menoleh ke kanan dan kiri mencari orang menyebalkan itu. “Dia latihan Panah. Katanya sih persiapan buat lomba....” aku tak terlalu memperhatikan omongan Taeyeon, aku hanya memikirkan Yeoja itu. Oh iya aku kan belum tau namanya. Aku harus bertanya padanya..
Siang ini aku bertemu dengan Yeoja itu di taman yang sama. Aku menceritakan semua kegiatanku disekolah hari ini. “Hihihi...” ia tertawa mendengarku bercerita ketika aku terpeleset karna Taeyeon menumpahkan colanya dilantai depan kelas. “Jangan ketawa dong!? Nggak kasian sama aku apa?!” Aku menundukan kepalaku “Mian, Habis lucu sih..” Yeoja itu menatapku, “Lucu kok... Oppa suka sama Yeoja yang bernama Taeyeon itu kan?” DEG!! Mukaku memerah seketika mendengar ucapan Yeoja itu, “Enggak! Aku cuma mengaguminya aja kok..” Yeoja itu tertawa “Senangnya kalau Taeyeon juga menyukai Oppa..” Yeoja itu tersenyum padaku.
 “Oppa gak pulang? Nanti orang tua Oppa mencari lo..” Yeoja itu menatap langit yang mulai gelap. “Aku tinggal sendirian kok. Jadi, gak apa.” Sekarang muka kami berhadapan “Oppa kan pelajar. Rumah orang tua Oppa jauh?” Yeoja itu bertanya lagi “Orang tuaku udah gak ada.” ekspresi Yeoja itu berubah “Mian. Aku tak tau...” Yeoja itu menundukan wajahnya “Kwaech’anayo! Lagian itu uda lama kok, kejadiannya.” Tiba-tiba Yeoja itu menggenggam tanganku “Selama apapun itu, jika kehilangan orang yang penting dalam hidup kita nggak akan pernah terlupakan. Hal itu akan selalu membuat Oppa kesepian. Aku juga seperti itu” Ditengah hujan dedaunan kering kami menundukan kepala kami “Mian, aku menggenggam tangan Oppa terlalu lama” Yeoja itu melepaskan genggamannya. “ Gak apa kok.” Aku menarik tangan Yeoja itu dan menggenggamnya. Tangannya kecil.. kecil dan hangat..
“Pagi!” aku menyapa Taeyeon saat aku menuju tempat dudukku. “Pagi! Yesung, tadi aku bertemu Lee Teuk, dia bilang dia ada latihan jadi dia gak bisa ikut makan siang bareng..” Taeyeon memberikan buku catatanku yang ia pinjam kemarin “Eh? Kalo Taeyeon?” Aku bertanya padanya “Aku bisa..” Dia tersenyum lebar. Aku keluarkan bekalku hari ini “INI DIA BEKALNYA!!” aku menggangkatnya dengan penuh semangat. “Yang itu untuk siapa?? Lee Teuk??” Taeyeon menunjuk bekal yang ada disebelah tasku. “BUKAAAN!!” Aku menggelengkan kepalaku. “Atau untuk Yeoja itu??” Taeyeon bertanya lagi “Iya, kupikir ia tinggal sendirian. Jadi aku ingin membuatkan sesuatu untuknya.” Taeyeon tersenyum padaku “Dia pasti senang!” Aku membalas senyumannya “Iya..”
Daun-daun kering masih berguguran, tentu saja karna ini musim gugur. Aku berlari menuju taman tepat biasa aku bertemu Yeoja itu. “Mian! Aku kelamaan ya?” aku menghampiri Yeoja itu sambil membawa bekal yang akan kuberikan padanya. Yeoja itu hanya tersenyum  “Enggak kok! Oppa gimana sekolahnya??” “Hari ini ada Ujian.. Oh iya! Ini, buat kamu.” Aku memberikan bekal buatanku padanya “Apa ini?” Yeoja itu menerima bekal buatanku. “Itu bekal. Aku yang buat. Kalau kau mau….” Yeoja itu tampak sedih. Apa aku telah menyinggung perasaannya??Mian.. Kalau kau terganggu….” Yeoja itu tersenyum sambil merangkul kotak bekal dariku “Nggak. Bukan gitu. Aku senang menerimanya. Kamsahamnida..!! Aku senang melihatnya tersenyum. Karna aku melihat kedamaian dari senyumnya.
Oppa gak kerja?” Tiba-tiba ia bertanya seperti itu padaku. “Sung Min, belum pulang jadi kerjanya masih libur.” Aku duduk disebelahnya “Hmmm.. Kalau Kau ada perlu aku gak apa kok. Mau pergi sama temen kan?” Yeoja itu bertanya padaku lagi “Gak apa kok. Lagian aku seneng bisa ngobrol sama kamu.” Aku menundukan kepalaku. Ya Ampun!! Gimana ini? Aku malu! Aku merasa mukaku mulai memerah. Aku takut hanya aku saja yang merasa senang. “Aku juga sangat senang bersama Oppa!!” Yeoja itu tertawa “Nanti kubuatkan sesuatu lagi deh?!” aku menoleh padanya. “Jangan memaksakan diri ya?” Eh? Kenapa? Kenapa wajahnya berubah sedih?
˜
Setiap sore pulang sekolah aku menemui Yeoja itu. Kami bermain bersama, ngobrol, makan bersama, bahkan kami foto bersama. Musim gugur benar-benar menyenangkan untukku. Tapi tetap saja aku masih belum mengetahui nama Yeoja itu. “Hari ini olahraga maraton kan?” Aku bertanya pada Taeyeon. “Iya.” Dia tersenyum padaku “Git… UHUK!! UHUK!! UHUK!!” aku menutupi mulutku agar Taeyeon tak tertular batukku. “Kau gak apa-apa? Kau kelihatan pucat lo? Apa sebaikan Yesung ke UKS aja?” Dia mendekatiku dan… Aku tak ingat lagi apa yang terjadi padaku..
Kubuka kedua mataku “Yesung? Kau gak apa-apa?” Kulihat Taeyeon berada disisiku. “Aku tadi kenapa?” kupegang dahiku “Kau pingsan saat pelajaran olah raga!” Suara ini! Aku bangkit dari tidurku “KAU!! Kenapa kau disini?” Aku menunjuk-nunjuk dirinya “Tadi Lee Teuk yang menggendongmu kemari..” Taeyeon memegang pundakku “Eh??” “Lee Teuk tolong jaga Yesung ya? Aku mau panggil guru dulu.” Taeyeon meninggalkan ruang UKS ini dan membiarkan aku hanya berdua bersama Lee Teuk. Sedari tadi aku merasa ia menatapku.. “Apaan sih?! Kenapa ngliatin aku terus?”  dia sama sekali gak menghiraukan pertanyaanku “Demam, ya?” dia mendekatiku dan menyentuh dahiku, “Apaan sih! Enggak kok! Aku rasa bukan Demam.” Kusingkirkan tangannya dari dahiku “Bukan arwah atau roh?” aku hanya terdiam “Sepertinya bukan. Belakangan ini jarang” Dia terus-terusan menatapku “Si bodoh ternyata bisa juga ya, terkena Demam musim dingin.” “APA KATAMU!! Ah…” badanku terasa lemas lagi…
“Teman Oppa pasti sangat sayang sama Oppa. Buktinya dia sangat menghawatirkan Oppa..” Ditengah hujan dedaunan kering Yeoja cantik itu mengatakan hal yang tidak ingin kudengar “GAK GITU!! ITU GAK MUNGKIN!!” Kakiku terasa lemas lagi, Aku jadi g seimbang dan hampir jatuh. “Oppa?? Kau tak apa?” Yeoja itu menahanku “Mian.. Aku Cuma sedikit pusing kok” aku tersenyum padanya. Tanpa kusadari ekspresi Yeoja itu berubah cemas..
“UHUK!! UHUK!! UHUK!!” Aku berjalan menelusuri koridor sekolahku. “Yesung!? Kau baik-baik saja?” Taeyeon menghampiriku, wajahnya tampak cemas “Aku gak apa-apa kok.” Aku hanya tersenyum agar ia tak khawatir lagi “Apa kau sudah ke dokter? Kutemani sepulang sekolah, ya? Ini sudah beberapa hari sejak kamu sakit.” Mendengar ajakannya sebenarnya aku ingin, tetapi aku ingat aku ada janji dengan Yeoja yang selalu kutemui setiap sore. “Tapi, aku ada janji dengan Yeija itu..” Taeyeon tampak kecewa “Kalau begitu kau harus pergi ke Dokter bersamaku besok!” ia menggenggam kedua tanganku “I.. iya”
“Taeyeon berkata seperti itu sambil menggenggam tangan Oppa?? Senang ya?” Yeoja cantik yang selalu kutemui ditaman itu tersenyum padaku. “UHUK!! UHUK!! Mian…” Tiba-tiba Yeoja itu memegang dahiku, ia juga memegang dahinya sendiri “Gak demam kok.” Aku hanya diam membisu dan hanya memandanginya saja “Ah! Mian.. Tiba-tiba aku..” Wajah Yeoja itu tampak sedikit memerah.. Kwaech’anayo! Aku jadi ingat waktu aku demam ayah dan ibu juga mengukur demamku seperti itu...” Kami berdua saling terdiam “Tapi sekarang udah ada termometer jadi bisa ukur sendiri. Termometer sekarang canggih lo.. tinggal taruh dibelakang telinga lalu bunyi ‘PIII……” Tiba-tiba Yeoja itu memelukku, Aku merasakan kehangatan darinya, akupun membalas pelukannya. “Oppa… benar-benar baik ya?” Pelukannya terasa sangat menentramkan “Sebaiknya.. Oppa pulang sekarang.” Aku menggelengkan kepalaku “Nggak apa.. UHUK!! UHUK!!” Yeoja itu menyentuh pipiku “Kumohon, Oppa..!” Aku hanya bisa menjawab “Baiklah..” walau sebenarnya aku tak ingin.
˜
Saat perjalannan pulang, aku melewati Toko milik Sung Min. Mungkin sebaiknya aku mampir.. sudah lama aku gak dateng kesini.. Annyong-haseyo..” aku memasuki toko, aku mendengar suara langkah kaki dari tangga Toko Annyong-haseyo.. Yesung!! Udah lama ya gak ketemu!! Kyuhyun dan Kibum berlarian dari kamar mereka, mereka tampak kaget melihatku “ Sung Min belum pulang ya? Kalian baik-baik saja kan?” KRIING!! KRIING!! “Ah! Ada telepon! Aku angkat ya?” KRIING!! Mereka berdua hanya terdiam KRIING!! “Ya udah aku angkat aja aku heran melihat sikap mereka, kenapa sih mereka berdua?
KRIING!! “Ya? Yoboseoyo?” Kuangkat telepon tersebut “ Lama gak ketemu ya, Yesung.” Suara ini.. “Sung Min?” “Hmm.. Yesung, Aku belum bisa pulang” jujur saja aku penasaran dengan apa yang Sung Min kerjakan “Emangnya kerja apa sih? Kok kayaknya sibuk banget?” Dia tak menjawab “Aku dan Kangta membuat Dewa.. Seperti dugaanku. Ada yang gak beres ditoko. Kamu jangan menginap ya?!” “apa yang gak beres?” “Daripada itu. Aku kan sudah menyuruhmu hati-hati. Ternyata kau masih kena juga ya?” Aku bingung dengan apa yang ia katakan “Soal apa?” “Kau lagi gak enak badan, kan?” “Eh? UHUK!! UHUK!! Kok tau?” aku menutupi mulutku, ketika kulihat tanganku terdapat banyak darah. “Karna kau bertemu Yeoja itu!” Aku terkejut mendengar jawaban Sung Min. “EH?! UHUK!! UHUK!!” Batukku semakin menjadi-jadi “Yesung?? Yesung?!”terdenga suara Sung Min dari telepon. Tiba-tiba kesadaranku menghilang.
“…sung?! Yesung!!” sayup-sayup terdengar suara seseorang memanggilku. Kubuka kedua mataku perlahan “Gyu.. Bum..”  Kyuhyun dan Kibum membopongku menuju gerbang Toko. “Maafkan kami, Yesung..?! kami hanya bisa mengantarmu sampai sini. Nanti dia akan mengurusmu!” Kibum dan Kyuhyun melemparkanku keluar gerbang “Dia?” belum sempat tubuhku menyentuh tanah, seseorang menahanku “Lee… Teuk…” sekali lagi aku pingsan.
Dimana aku?? Kubuka mataku perlahan, “Akhirnya kau sadar juga..” Lee Teuk duduk disebelahku Aku memperhatikan sekitarku “Dimana Aku?” aku sedang tak memiliki tenaga untuk membentaknya “ Rumahku. Sung Min bilang aku harus menjemputmu..” “Untuk apa?” dia hanya terdiam “Kalau kau terus begitu, kau akan lenyap! Maksudnya mati.” Kali ini aku yang terdiam “Kenapa?” aku teringat kata-kata Sung Min sebelum aku pingsan “Karna kau bertemu Yeoja itu.”  “Ah.. Tapi dia tak berbuat apa-apa padaku. Aku juga tak merasakan hal yang aneh padanya” Lee Teuk hanya melihatiku “Bukannya hal itu aneh? Belakangan ini kau tak melihat makhluk gaib kan?” Masih terbayang wajah Yeoja misterius itu dikepalaku “Tapi.. dia gak jahat kok..”  “Tapi dia gak jelas manusia ato bukan kan?” “Iya tapi aku sudah janji ketemuan ditaman.. Janji..” Aku tertidur..
Yeoja itu duduk sendirian ditaman berada ditengah hujan dedaunan kering. Dia menungguku! Wajahnya tampak sedih. Dia mencariku. Kurasakan kedua pipiku basah. Aku menangis.. Kubuka kedua mataku, Dia bilang dia kesepian. Aku bangkit dari kasurku. Ulihat Lee Teuk sudah tak berada dikamar ini lagi. Aku tak mau Yeoja itu sedih! Aku tak mau ia kesepian lagi! Aku harus menemuinya!
˜
Aku berjalan menuju taman tempat dimana aku selalu bertemu dengan Yeoja itu. Aku berjalan terhuyung-huyung. Kulihat Yeoja itu masih duduk menanti kehadiranku. “Mi.. mian.. Aku terlambat” Yeoja itu tampak terkejut melihatku, “Nggak dingin?” tanyaku padanya. Dia hanya terdiam. Dia tampak sedih, “UHUK!! UHUK!! UHUK!! UHUK!!” kurasakan dadaku begitu sesak nafasku yang semakin melemah “Padahal Oppa tau, kan? Semakin sering Oppa menemuiku, maka akan semakin sesak nafas Oppa . kenapa Oppa masi saja menemuiku?” kami saling terdiam “Semua ini salahku! Begitu kata mereka..”
Yeoja itu terus memperhatikaku, wajahnya tampak serius namun ada sedih dan khawatir “Jangan sedih donk..?! UHUK! UHUK!!” kusentuh kedua pipinya “Kenapa kau lakukan ini Oppa ..??” Ia melepaskan kedua tanganku secara  perlahan “Karna Kau dan Aku.. Kesepian.. dan..” wajahku mulai memerah Apa aku harus mengatakannya sekarang? “Dan, karna aku menyukaimu. Saranghae…..” Yeoja itu mendekap mulutnya, kulihat wajahnya juga memerah, sama sepertiku “UHUK!! UHUK!! UHUK!!” dadaku terasa sesak. Aku melihat Yeoja itu mengulurkan tangannya “JANGAN SENTUH DIA!!” Kami menoleh kearah suara itu. “Sesuai dugaanku. Kau menemuinya lagi!” Lee Teuk..!!
Lee Teuk membawa busur panah tanpa anak panah. “Yeoja itu bukan manusia. Dia tembus pandang!” Lee Teuk menarik senar busurnya. Aku tau apa yang akan dia lakukan “HENTIKAN!! JANGAN LUKAI DIA!” Aku merentangkan kedua tanganku untuk melindungi Yeoja yang sangat aku cintai ini. Lee Teuk sama sekali tak menghiraukanku, dia melepas senar busurnya dan JLEEEB!! Sebuah sinar yang membentuk anak panah menembus tepat pada jantung Yeoja itu
“Ke…kenapa?” air mataku menetes begitu saja “Karna aku gak kesepian lagi..” tubuh Yeoja itu mulaimenjadi asap “Oppa .. Oppa sudah menemaiku, walau sebentar. Tapi aku juga tak ingin kau menghilang dan kau juga punya orang-orang yang tak ingin kehilanganmu, Oppa ..” Yeoja itu memeluku, sedikit demi sedikt tubuhnya yang menjadi asap terbang terbawa angin “Oppa .. terima kasih. Karna kau telah memberi tahuku cara mencintai seseorang. Nado saranghae  Oppa ..” kusentuh kedua pipi Yeoja itu, tanpa sadar aku mencium bibirnya, “Aku akan selalu mencintaimu” kugenggam kedua tangannya, walau tangan itu sudah tak utuh karna terbawa angin “Kamsahamnida, Oppa .. Oh iya, namaku Ri Rin..” Akhirnya Yeoja itu menghilang dari hidupku selamanya.
Ditanganku terdapat sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati. Kugenggam erat liontin itu.. “Kenapa? Kenapa kau memanahnya? Apa karna dia bukan manusia?” Lee Teuk mendekatiku, kutatap ia tepat pada matanya “Bukan. Aku hanya memilih” Tiba-tiba kepalaku pusing, pandanganku semakin kabur, dan aku tak ingat lagi apa yang terjadi.
“Sudah bangun?” Sung Min duduk disampingku. “Aku… maafkan aku tak mendengarkan nasehatmu” kupalingkan wajahku darinya “Gak apa kok. Yesung sendiri yang memutuskan, kan? Walau kau tau itu berbahaya bagi dirimu sendiri kau tetap menemui Yeoja itu kan?” Sung Min menatapku penuh arti. “Ri Rin..” kualihkan pandanganku kepadanya. Sung Min tampak bingung mendengar ucapanku “Bukan Yeoja itu.. Dia punya nama, Ri Rinmanya.” Air mataku menetes kembali, tiba-tiba Sung Min memmberikan sesuatu padaku “Ini! Ini pasti sangat penting bagimu. Ya kan?” Ia bangkit dari kasurku lalu ia keluar kamarku. Kalung Ri Rin!! kudekap kalung itu. Ri Rin…
“Malem..” aku membawa nampan berisi bir dan cemilan. Sung Min dan Kangta terkejut, “ASIIIK!! BIR!! CEMILAN JUGA!!” mereka berteriak seperti anak kecil. “KAMSAHAMNIDA!!” Aku hanya tersenyum “Sung Min, apa Lee Teuk yang menggendongku kemari?” aku menundukan kepalaku, Sung Min hanya tersenyum “Iya.” Aku merasa berhutang budi padanya. Tapi jujur didasar hatiku aku marah padanya. “Kenapa? Apa kau kesal padanya?” Kupeluk erat baki yang kubawa “Sejujurnya iya.. Kenapa Dia harus melakukan hal itu?” kurogoh kantung celanaku, dan kukeluarkan kalung pemberian Ri Rin. “Karna ia memilih. Dia tetap memanah Yeoja itu walau ia tau Kau akan terluka, walau kau akan membencinya. Tapi dia memili. Agar kau tak menghilang.” Eh?? “Karna, Yesung penting bagi Lee Teuk.” Aku hanya terdiam merenungkan kata-kata Sung Min.
Aku dan Taeyeon berjalan dikoridor berdua menuju taman sekolah. Kami akan makan siang disana. Tiba-tiba aku melihat Lee Teuk melewati kami, “Tunggu! Kau boleh ikut makan siang kok!” aku pura-pura acuh panyanya. Sekilas tampak Lee Teuk tersenyum puas, seakan ia telah memenangkan suatu lomba.
˜

ONE YEAR LETTER

Musim gugur. Musim dimana kami selalu bertemu disebuah taman, bercanda tawa, dan berbagi cerita. Kini hal itu hanyalah kenangan. Sudah setahun sejak kau meninggalkanku, Ri Rin… Aku melihat-lihat sekitar taman tersebut. EH!! BUKANKAH ITU!! Aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Ri Rin.. Seorang Yeoja mengenakan seragam SMA yang sama denganku sedang duduk dibangku taman tempat Aku dan Ri Rin bertemu.
Benarkah itu Ri Rin? Bukankah ia sudah tenang dialam sana? Yeoja itu tampak mencari seseorang. Lalu tanpa sengaja ia menatap kearah aku berdiri. Yeoja itu tersenyum dan  berlari kearahku  “OPPA!!” Yeoja itu memelukku. “Ri Rin? benarkah ini kau?” kubalas pelukan Yeoja itu. “Iya Oppa! Ini aku Ri Rin! aku sangat merindukanmu, Oppa!  Yeoja itu melepaskan pelukannya. Hatiku kacau! Aku tak tau apa yang terjadi! “Ba.. bagaimana mungkin? Bukannya kau sudah… sudah..” Kupegang dahiku, aku bingung! “Tuhan memberiku kesempatan, Oppa. Dia mengizinkanku hidup sebagai manusia lagi. Agar aku bisa menemanimu.” Yeoja itu menyentuh kedua pipiku dengan tangannya yang lembut, kecil, dan hangat.
Dia melepaskan kedua tangannya, dan hanya kesunyian yang terasa “Kalau begitu, maukah kau menjadi kekasihku, Ri Rin?” Yeoja itu hanya tersenyum dan berkata “ Iya, Oppa! Aku mau menjadi kekasihmu!” Senyumannya membuatku tak tahan lagi. Tanpa sadar aku menyentuh kedua pipinya lalu kukecup bibir Ri Rin. Aku menciumnya! Ia tampak sedikit terkejut dan wajahnya memerah. Kami berciuman sangat lama dibawah hujan dedaunan kering. Tanpa kuketahui ternyata Lee Teuk dan Taeyeon melihatku, saat aku berciuman dengan Ri Rin. “Kita pergi yuk? Kita jangan ganggu mereka” Taeyeon menarik lengan Lee Teuk. Lee Teuk hanya tersenyum dan mengikuti Taeyeon.
“Ini kalungmu” Aku memberikan kalung itu pada Ri Rin.Kamsahamnida, Oppa ..!” Aku hanya memeluk Ri Rin. Dalam hati aku memohon pada Tuhan, “Jangan Kau ambil lagi Dia dari sisiKu, Tuhan! Karna Aku takkan sanggup hidup tanpaNya!”


˜END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar