ALONE
by. Yoshikuni Yumi
Main Cast :
v Author as Ri Rin
v Kim Jong Woon as Yesung
v Park Jung Soo as Lee Teuk (Yesung’s Classmate)
Other Casts :
v Lee Sung Min as Sung Min (Yesung’s Boss)
v Kangta as Kangta (Sung Min’s Brother)
v Kim Kibum as Kibum (Yesung’s Friend)
v Cho Kyuhyun as Kyuhyun
(Yesung’s Friend)
v Taeyeon
(SNSD) as Taeyeon (Yesung’s Classmate)
Jangan
Kau ambil lagi Dia dari sisiKu, Tuhan! Karna Aku takkan sanggup hidup tanpaNya!
“Terkumpuuul!! Diapain ya??
Hmm.. buat bakar ubi aja dech.. lagian bentar lagi boss pulang.” Aku
mengumpulkan semua daun kering yang baru saja kusapu “Hihihi...” aku mendengar
suara seorang yeoja “Ng??” Aku menoleh ke arah suara itu berasal “Ah..?! Annyong-haseyo..?” seorang yeoja mengenakan kimono menyapaku “Annyong-haseyo..”
“Capek ya? Menyapu kebun?”
yeoja itu bediri didepan gerbang toko bossku. “Ah… Maaf, tapi Sung Min sedang keluar.” Mungkin dia tamu, Boss. “Sung Min? Siapa itu?” yeoja itu tampak
bingung tapi ia tetap tersenyum “Eh? Bukannya kau ada perlu dengannya?” Lalu kalau bukan untuk bertemu Sung Min...
“Aku menyapa karna kulihat kau sepertinya sedang serus. Mian jika aku mengganggu.” Yeoja itu menundukkan kepalanya “Eh? Kwaech’anayo.. gak apa..” Aku merasakan
mukaku memerah.
“Rumah yang megah..” yeoja
itu melihat sekelilingku. “Ah! Bukan kok. Ini hanya toko. Semacam toko serba
ada..” aku hanya menggaruk kepaaku yang sebenarnya gak gatal. “Bisnis keluarga?”
yeoja itu bertanya lagi “Kerja Part Time” yeoja itu tampa terkejut “Wah Hebat!
Padahal masih sekolah” mendengar pujiannya mukaku semakin merah “Ah.. nggak
kok..” KRIIING!! “Ah! Ada telepon!” KRIING!! Telepon itu berbunyi lagi “Mian, mengganggumu bekerja” KRIIING!! “Kwaech’anayo! Annyeonghi
kyeseyo!” aku berlari menuju toko meninggalkan Yeoja itu, kulihat Yeoja itu
tersenyum dan melambaikan tangannya.
KRIING!! “Yoboseoyo?” kuangkat telepon yang sejak
tadi berbunyi “Yoboseoyo.” Terdengar
jawaban yang sangat keras “Boss?!” “Mian,
disini sibuk, aku belum bisa pulang..” terdengar nada kecewa darinya “Yah,
kalau gitu aku gak jadi bakar ubi dong..” “EEEHH??! UBI?! AKU MAUUU MAKAN UBI
BAKAAR!!” “AKU JUGA!!!” Sung Min berteriak disana juga terdengar suara Kangta.
“besok aja deh..” kututupi telingaku karna teriakan mereka berdua. “Besok aku
belum bisa pulang. Aku gak tau kapan aku pulang. Makanya kerjanya libur dulu
aja. Nanti kubelikan oleh-oleh” aku
sedikit terkejut mendengarnya “Kamsahamnida!
Hati-hati ya?” “Kamu juga ya” TUUUT!!! TUUUT!! “Eh? Hati-hati?” apa maksudnya??
TENG! TENG! TENG! “Begitu?
Kue natal keluarga Taeyeon selalu Buche De Noel, ya?” kumasukan buku-bukuku
kedalam tas. “Iya, Aku suka bentuknya yang seperti tanggul pohon. Ditambah lagi
diatasnya ada sinterklas dan rusa kutub dari marzipannya.” Taeyeon tersenyum
sangat manis hari ini. “HEI!” seseorang memanggilku, aku mengenali suara ini
“NAMAKU BUKAN HEI!!!” aku berteriak pada orang itu. “Mau pulang?” Lee Teuk
bertanya padaku dan Taeyeon. Taeyeon dan Lee Teuk ngobrol tentang kegiatan klub
panah Lee Teuk.
“Kamu.. gak kerja ditempat
Sung Min?” tiba-tiba, Lee Teuk bertanya padaku. “Enggak. Sung Min sedang pergi
entah sampai kapan..” mendengar jawabanku raut muka Lee Teuk berubah. “Lebih
baik kau menginap di Toko Sung Min!” lalu ia pergi meninggalkan aku dan
Taeyeon. “APAAN SIH?! AKU GAK NGERTI TAU!” aku ingin mengejar Lee Teuk, tapi
aku tak mau meninggalkan Taeyeon “Kalian berdua.. Akrab ya..” Taeyeon berkata
dengan polosnya. Akrab?? Dimananya sih??
“Dasar! Apasih maunya Lee
Teuk?! Aku gak ngerti!” aku menggerutu sepanjang jalan pulang. “Hihihi...” Aku
mendengar suara yang pernah kudengar sebelumnya,, suara cantik ini.. jangan-jangan.. aku menoleh, dan ternyata benar
duggaanku “Ah..! Yang kemarin” aku bertemu lagi dengan Yeoja cantik yang kemari
menyapaku “Mian, habis kamu
sepertinya seru sendiri sambil jalan” dia masih tertawa sambil menutupi
mulutnya. “Gak ada yang seru sih sebenernya” aku juga tertawa bersamanya. “Kok
uda pulang sekolah? Gak ikut klub ya?” Yeoja itu berjalan disebelahku “Habis
gak ada klub yang menarik perhatianku sih..”kami berjalan berdampingan “Kau
kerja part time kan?” Yeoja itu bertanya padaku “Ah..! enggak... sekarang lagi
libur kok.” Yeoja itu tersenyum padaku
“Hmm.. Mau gak nemenin aku sebentar?” Eh??
Kami duduk berdua disebuah
taman. “Aku ingin coba minum kopi kaleng.. Aneh ya?!” Yeoja itu menatap kaleng
kopi miliknya “Nggak juga..” Aku berbohong padanya. “Bohong! Kelihatan jelas
lo!” Yeoja itu tersenyum. Wajahku merah padam, Ternyata aku tak pandai berbohong ya?! “Kupikir begini rasanya
bersama seorang Oppa??”
raut muka Yeoja itu berubah,
wajahnya tampak sedikit lesu. Jadi… selama ini dia… “Mungkin kalau dia masih hidup, dia akan
seperti Oppa.. Impianku terkabul. Kamsahamnida, Oppa!” Yeoja itu
menggenggam tanganku, seakan aku bisa merasakan kesedihannya. “Oppa pasti berpikir kalau aku Yeoja yang
aneh..” Yeoja itu masih menggenggam tanganku “Enggak kok..” Yeoja itu
tersenyum, wajahnya kembali cerah seperti saat kami pertama kali bertemu.
“Bisakah lain kali kita ngobrol lagi?”
ia bertanya padaku “Kwaech’anayo!”
“Kamsahamnida..!!” Aku merasa senang
melihat Yeoja itu tertawa. Aku ingin
melihatnya selalu tertawa..
“Gitu ya? Jadi Kakaknya
meninggal waktu dia masih kecil” “Hmm...” Aku dan Taeyeon duduk bersama
ditangga sekolah saat makan siang. “Kau janji akan bertemu lagi kan?” Taeyeon
bertanya padaku “Iya, pulang sekolah nanti aku akan menemui Yeoja itu” Aku
hanya tersenyum padanya “Yeoja itu pasti asik buat temen ngobrol. Dia pasti
senang bersamamu, Yesung" Taeyeon tersenyum padaku “Taeyeon.. Eh..
Ngomong-ngomong mana Lee Teuk? Biasanya dia udah cari perkara sama aku.” Aku
menoleh ke kanan dan kiri mencari orang menyebalkan itu. “Dia latihan Panah.
Katanya sih persiapan buat lomba....” aku tak terlalu memperhatikan omongan
Taeyeon, aku hanya memikirkan Yeoja itu. Oh
iya aku kan belum tau namanya. Aku harus bertanya padanya..
Siang ini aku bertemu dengan
Yeoja itu di taman yang sama. Aku menceritakan semua kegiatanku disekolah hari
ini. “Hihihi...” ia tertawa mendengarku bercerita ketika aku terpeleset karna
Taeyeon menumpahkan colanya dilantai depan kelas. “Jangan ketawa dong!? Nggak
kasian sama aku apa?!” Aku menundukan kepalaku “Mian, Habis lucu sih..” Yeoja itu menatapku, “Lucu kok... Oppa suka sama Yeoja yang bernama
Taeyeon itu kan?” DEG!! Mukaku memerah seketika mendengar ucapan Yeoja itu,
“Enggak! Aku cuma mengaguminya aja kok..” Yeoja itu tertawa “Senangnya kalau
Taeyeon juga menyukai
Oppa..” Yeoja itu tersenyum padaku.
“Oppa
gak pulang? Nanti orang tua Oppa mencari lo..” Yeoja itu menatap langit yang
mulai gelap. “Aku tinggal sendirian kok. Jadi, gak apa.” Sekarang muka kami
berhadapan “Oppa kan pelajar. Rumah
orang tua Oppa
jauh?” Yeoja itu bertanya lagi “Orang tuaku udah gak ada.” ekspresi Yeoja itu
berubah “Mian. Aku tak tau...” Yeoja
itu menundukan wajahnya “Kwaech’anayo!
Lagian itu uda lama kok, kejadiannya.” Tiba-tiba Yeoja itu menggenggam tanganku
“Selama apapun
itu, jika kehilangan orang yang
penting dalam
hidup kita nggak akan pernah
terlupakan. Hal itu akan selalu membuat Oppa
kesepian. Aku juga seperti itu” Ditengah hujan dedaunan kering kami menundukan
kepala kami “Mian, aku menggenggam
tangan Oppa terlalu lama” Yeoja itu melepaskan
genggamannya. “ Gak apa kok.” Aku menarik tangan Yeoja itu dan menggenggamnya. Tangannya kecil.. kecil dan hangat..
“Pagi!” aku menyapa Taeyeon
saat aku menuju tempat dudukku. “Pagi! Yesung, tadi aku bertemu Lee Teuk, dia
bilang dia ada latihan jadi dia gak bisa ikut makan siang bareng..” Taeyeon
memberikan buku catatanku yang ia pinjam kemarin “Eh? Kalo Taeyeon?” Aku
bertanya padanya “Aku bisa..” Dia tersenyum lebar. Aku keluarkan bekalku hari
ini “INI DIA BEKALNYA!!” aku menggangkatnya dengan penuh semangat. “Yang itu
untuk siapa?? Lee Teuk??” Taeyeon menunjuk bekal yang ada disebelah tasku.
“BUKAAAN!!” Aku menggelengkan kepalaku. “Atau untuk Yeoja itu??” Taeyeon
bertanya lagi “Iya, kupikir ia tinggal sendirian. Jadi aku ingin membuatkan
sesuatu untuknya.” Taeyeon tersenyum padaku “Dia pasti senang!” Aku membalas
senyumannya “Iya..”
Daun-daun
kering masih berguguran, tentu saja karna ini musim gugur. Aku berlari menuju
taman tepat biasa aku bertemu Yeoja itu. “Mian!
Aku kelamaan ya?” aku menghampiri Yeoja itu sambil membawa bekal yang akan
kuberikan padanya. Yeoja itu hanya tersenyum
“Enggak kok! Oppa gimana
sekolahnya??” “Hari ini ada Ujian.. Oh iya! Ini, buat kamu.” Aku memberikan
bekal buatanku padanya “Apa ini?” Yeoja itu menerima bekal buatanku. “Itu
bekal. Aku yang buat. Kalau kau mau….” Yeoja itu tampak sedih. Apa aku telah menyinggung perasaannya??
“Mian.. Kalau kau terganggu….” Yeoja
itu tersenyum sambil merangkul kotak bekal dariku “Nggak. Bukan gitu. Aku
senang menerimanya. Kamsahamnida..!!” Aku senang melihatnya
tersenyum. Karna aku melihat kedamaian dari senyumnya.
“Oppa gak kerja?” Tiba-tiba ia bertanya
seperti itu padaku. “Sung Min, belum pulang jadi kerjanya masih libur.” Aku
duduk disebelahnya “Hmmm.. Kalau Kau ada perlu aku gak apa kok. Mau pergi sama
temen kan?” Yeoja itu bertanya padaku lagi “Gak apa kok. Lagian aku seneng bisa
ngobrol sama kamu.” Aku menundukan kepalaku. Ya Ampun!! Gimana ini? Aku malu! Aku merasa mukaku mulai memerah.
Aku takut hanya aku saja yang merasa senang. “Aku juga sangat senang bersama Oppa!!” Yeoja itu tertawa “Nanti
kubuatkan sesuatu lagi deh?!” aku menoleh padanya. “Jangan memaksakan diri ya?”
Eh? Kenapa? Kenapa wajahnya berubah
sedih?
Setiap
sore pulang sekolah aku menemui Yeoja itu. Kami bermain bersama, ngobrol, makan
bersama, bahkan kami foto bersama. Musim gugur benar-benar menyenangkan
untukku. Tapi tetap saja aku masih belum mengetahui nama Yeoja itu. “Hari ini
olahraga maraton kan?” Aku bertanya pada Taeyeon. “Iya.” Dia tersenyum padaku
“Git… UHUK!! UHUK!! UHUK!!” aku menutupi mulutku agar Taeyeon tak tertular
batukku. “Kau gak apa-apa? Kau kelihatan pucat lo? Apa sebaikan Yesung ke UKS
aja?” Dia mendekatiku dan… Aku tak ingat lagi apa yang terjadi padaku..
Kubuka
kedua mataku “Yesung? Kau gak apa-apa?” Kulihat Taeyeon berada disisiku. “Aku
tadi kenapa?” kupegang dahiku “Kau pingsan saat pelajaran olah raga!” Suara ini! Aku bangkit dari tidurku
“KAU!! Kenapa kau disini?” Aku menunjuk-nunjuk dirinya “Tadi Lee Teuk yang
menggendongmu kemari..” Taeyeon memegang pundakku “Eh??” “Lee Teuk tolong jaga
Yesung ya? Aku mau panggil guru dulu.” Taeyeon meninggalkan ruang UKS ini dan
membiarkan aku hanya berdua bersama Lee Teuk. Sedari tadi aku merasa ia menatapku.. “Apaan sih?! Kenapa ngliatin
aku terus?” dia sama sekali gak
menghiraukan pertanyaanku “Demam, ya?” dia mendekatiku dan menyentuh dahiku,
“Apaan sih! Enggak kok! Aku rasa bukan Demam.” Kusingkirkan tangannya dari
dahiku “Bukan arwah atau roh?” aku hanya terdiam “Sepertinya bukan. Belakangan
ini jarang” Dia terus-terusan menatapku “Si bodoh ternyata bisa juga ya,
terkena Demam musim dingin.” “APA KATAMU!! Ah…” badanku terasa lemas lagi…
“Teman
Oppa pasti sangat sayang sama Oppa. Buktinya dia sangat menghawatirkan
Oppa..” Ditengah hujan dedaunan
kering Yeoja cantik itu mengatakan hal yang tidak ingin kudengar “GAK GITU!!
ITU GAK MUNGKIN!!” Kakiku terasa lemas lagi, Aku jadi g seimbang dan hampir
jatuh. “Oppa?? Kau tak apa?” Yeoja
itu menahanku “Mian.. Aku Cuma
sedikit pusing kok” aku tersenyum padanya. Tanpa kusadari ekspresi Yeoja itu
berubah cemas..
“UHUK!!
UHUK!! UHUK!!” Aku berjalan menelusuri koridor sekolahku. “Yesung!? Kau
baik-baik saja?” Taeyeon menghampiriku, wajahnya tampak cemas “Aku gak apa-apa
kok.” Aku hanya tersenyum agar ia tak khawatir lagi “Apa kau sudah ke dokter?
Kutemani sepulang sekolah, ya? Ini sudah beberapa hari sejak kamu sakit.”
Mendengar ajakannya sebenarnya aku ingin, tetapi aku ingat aku ada janji dengan
Yeoja yang selalu kutemui setiap sore. “Tapi, aku ada janji dengan Yeija itu..”
Taeyeon tampak kecewa “Kalau begitu kau harus pergi ke Dokter bersamaku besok!”
ia menggenggam kedua tanganku “I.. iya”
“Taeyeon
berkata seperti itu sambil menggenggam tangan Oppa?? Senang ya?” Yeoja cantik yang selalu kutemui ditaman itu
tersenyum padaku. “UHUK!! UHUK!! Mian…”
Tiba-tiba Yeoja itu memegang dahiku, ia juga memegang dahinya sendiri “Gak
demam kok.” Aku hanya diam membisu dan hanya memandanginya saja “Ah! Mian.. Tiba-tiba aku..” Wajah Yeoja itu
tampak sedikit memerah.. “Kwaech’anayo! Aku jadi ingat waktu aku demam
ayah dan ibu juga mengukur demamku seperti itu...” Kami berdua saling terdiam
“Tapi sekarang udah ada termometer jadi bisa ukur sendiri. Termometer sekarang
canggih lo.. tinggal taruh dibelakang telinga lalu bunyi ‘PIII……” Tiba-tiba
Yeoja itu memelukku, Aku merasakan kehangatan darinya, akupun membalas
pelukannya. “Oppa… benar-benar baik
ya?” Pelukannya terasa sangat menentramkan “Sebaiknya.. Oppa pulang sekarang.” Aku menggelengkan kepalaku “Nggak apa..
UHUK!! UHUK!!” Yeoja itu menyentuh pipiku “Kumohon, Oppa..!” Aku hanya bisa menjawab “Baiklah..” walau sebenarnya aku
tak ingin.
Saat
perjalannan pulang, aku melewati Toko milik Sung Min. Mungkin sebaiknya aku mampir.. sudah lama aku gak dateng kesini.. “Annyong-haseyo..” aku memasuki toko,
aku mendengar suara langkah kaki dari tangga Toko “Annyong-haseyo.. Yesung!! Udah lama ya
gak ketemu!!” Kyuhyun dan Kibum
berlarian dari kamar mereka, mereka tampak kaget melihatku “ Sung Min belum
pulang ya? Kalian baik-baik saja kan?” KRIING!! KRIING!! “Ah! Ada telepon! Aku angkat ya?” KRIING!! Mereka berdua hanya terdiam KRIING!! “Ya udah aku angkat aja” aku heran melihat sikap mereka, kenapa sih mereka berdua?
KRIING!! “Ya? Yoboseoyo?” Kuangkat telepon tersebut “ Lama gak ketemu ya,
Yesung.” Suara ini.. “Sung Min?”
“Hmm.. Yesung, Aku belum bisa pulang” jujur saja aku penasaran dengan apa yang Sung
Min kerjakan “Emangnya kerja apa sih? Kok kayaknya sibuk banget?” Dia tak
menjawab “Aku dan Kangta membuat Dewa.. Seperti dugaanku. Ada yang gak beres
ditoko. Kamu jangan menginap ya?!” “apa yang gak beres?” “Daripada itu. Aku kan
sudah menyuruhmu hati-hati. Ternyata kau masih kena juga ya?” Aku bingung
dengan apa yang ia katakan “Soal apa?” “Kau lagi gak enak badan, kan?” “Eh?
UHUK!! UHUK!! Kok tau?” aku menutupi mulutku, ketika kulihat tanganku terdapat
banyak darah. “Karna kau bertemu Yeoja itu!” Aku terkejut mendengar jawaban
Sung Min. “EH?! UHUK!! UHUK!!” Batukku semakin menjadi-jadi “Yesung?? Yesung?!”terdenga suara Sung
Min dari telepon. Tiba-tiba kesadaranku menghilang.
“…sung?!
Yesung!!” sayup-sayup terdengar suara seseorang memanggilku. Kubuka kedua
mataku perlahan “Gyu.. Bum..” Kyuhyun
dan Kibum membopongku menuju gerbang Toko. “Maafkan kami, Yesung..?! kami hanya
bisa mengantarmu sampai sini. Nanti dia
akan mengurusmu!” Kibum dan Kyuhyun melemparkanku keluar gerbang “Dia?” belum sempat tubuhku menyentuh
tanah, seseorang menahanku “Lee… Teuk…” sekali lagi aku pingsan.
Dimana aku?? Kubuka mataku
perlahan, “Akhirnya kau sadar juga..” Lee Teuk duduk disebelahku Aku
memperhatikan sekitarku “Dimana Aku?” aku sedang tak memiliki tenaga untuk
membentaknya “ Rumahku. Sung Min bilang aku harus menjemputmu..” “Untuk apa?”
dia hanya terdiam “Kalau kau terus begitu, kau akan lenyap! Maksudnya mati.”
Kali ini aku yang terdiam “Kenapa?” aku teringat kata-kata Sung Min sebelum aku
pingsan “Karna kau bertemu Yeoja itu.” “Ah.. Tapi dia tak berbuat apa-apa padaku.
Aku juga tak merasakan hal yang aneh padanya” Lee Teuk hanya melihatiku
“Bukannya hal itu aneh? Belakangan ini kau tak melihat makhluk gaib kan?” Masih
terbayang wajah Yeoja misterius itu dikepalaku “Tapi.. dia gak jahat
kok..” “Tapi dia gak jelas manusia ato
bukan kan?” “Iya tapi aku sudah janji ketemuan ditaman.. Janji..” Aku
tertidur..
Yeoja
itu duduk sendirian ditaman berada ditengah hujan dedaunan kering. Dia menungguku! Wajahnya tampak sedih.
Dia mencariku. Kurasakan kedua pipiku basah. Aku menangis.. Kubuka kedua mataku, Dia bilang dia kesepian. Aku bangkit
dari kasurku. Ulihat Lee Teuk sudah tak berada dikamar ini lagi. Aku tak mau Yeoja itu sedih! Aku tak mau ia
kesepian lagi! Aku harus menemuinya!
Aku
berjalan menuju taman tempat dimana aku selalu bertemu dengan Yeoja itu. Aku
berjalan terhuyung-huyung. Kulihat Yeoja itu masih duduk menanti kehadiranku. “Mi.. mian.. Aku terlambat” Yeoja itu
tampak terkejut melihatku, “Nggak dingin?” tanyaku padanya. Dia hanya terdiam.
Dia tampak sedih, “UHUK!! UHUK!! UHUK!! UHUK!!” kurasakan dadaku begitu sesak
nafasku yang semakin melemah “Padahal Oppa
tau, kan? Semakin sering Oppa menemuiku,
maka akan semakin sesak nafas Oppa .
kenapa Oppa masi saja menemuiku?”
kami saling terdiam “Semua ini salahku! Begitu kata mereka..”
Yeoja
itu terus memperhatikaku, wajahnya tampak serius namun ada sedih dan khawatir
“Jangan sedih donk..?! UHUK! UHUK!!” kusentuh kedua pipinya “Kenapa kau lakukan
ini Oppa ..??” Ia melepaskan kedua
tanganku secara perlahan “Karna Kau dan
Aku.. Kesepian.. dan..” wajahku mulai memerah Apa aku harus mengatakannya sekarang? “Dan, karna aku menyukaimu. Saranghae…..” Yeoja itu mendekap
mulutnya, kulihat wajahnya juga memerah, sama sepertiku “UHUK!! UHUK!! UHUK!!”
dadaku terasa sesak. Aku melihat Yeoja itu mengulurkan tangannya “JANGAN SENTUH
DIA!!” Kami menoleh kearah suara itu. “Sesuai dugaanku. Kau menemuinya lagi!” Lee Teuk..!!
Lee
Teuk membawa busur panah tanpa anak panah. “Yeoja itu bukan manusia. Dia tembus
pandang!” Lee Teuk menarik senar busurnya. Aku tau apa yang akan dia lakukan “HENTIKAN!! JANGAN LUKAI DIA!” Aku merentangkan
kedua tanganku untuk melindungi Yeoja yang sangat aku cintai ini. Lee Teuk sama
sekali tak menghiraukanku, dia melepas senar busurnya dan JLEEEB!! Sebuah sinar
yang membentuk anak panah menembus tepat pada jantung Yeoja itu
“Ke…kenapa?”
air mataku menetes begitu saja “Karna aku gak kesepian lagi..” tubuh Yeoja itu
mulaimenjadi asap “Oppa .. Oppa sudah menemaiku, walau sebentar. Tapi aku juga tak ingin kau menghilang dan kau juga punya
orang-orang yang tak ingin kehilanganmu, Oppa
..” Yeoja itu memeluku, sedikit demi sedikt tubuhnya yang menjadi asap terbang
terbawa angin “Oppa .. terima kasih.
Karna kau telah memberi tahuku cara mencintai seseorang. Nado saranghae Oppa ..”
kusentuh kedua pipi Yeoja itu, tanpa sadar aku mencium bibirnya, “Aku akan
selalu mencintaimu” kugenggam kedua tangannya, walau tangan itu sudah tak utuh
karna terbawa angin “Kamsahamnida, Oppa .. Oh iya, namaku Ri Rin..” Akhirnya Yeoja itu menghilang
dari hidupku selamanya.
Ditanganku
terdapat sebuah kalung dengan liontin berbentuk hati. Kugenggam erat liontin
itu.. “Kenapa? Kenapa kau memanahnya? Apa karna dia bukan manusia?” Lee Teuk
mendekatiku, kutatap ia tepat pada matanya “Bukan. Aku hanya memilih” Tiba-tiba
kepalaku pusing, pandanganku semakin kabur, dan aku tak ingat lagi apa yang
terjadi.
“Sudah
bangun?” Sung Min duduk disampingku. “Aku… maafkan aku tak mendengarkan
nasehatmu” kupalingkan wajahku darinya “Gak apa kok. Yesung sendiri yang
memutuskan, kan? Walau kau tau itu berbahaya bagi dirimu sendiri kau tetap
menemui Yeoja itu kan?” Sung Min menatapku penuh arti. “Ri Rin..” kualihkan pandanganku kepadanya. Sung Min tampak bingung
mendengar ucapanku “Bukan Yeoja itu.. Dia punya nama, Ri Rinmanya.” Air mataku menetes kembali, tiba-tiba Sung Min
memmberikan sesuatu padaku “Ini! Ini pasti sangat penting bagimu. Ya kan?” Ia
bangkit dari kasurku lalu ia keluar kamarku.
Kalung Ri Rin!! kudekap kalung itu. Ri
Rin…
“Malem..” aku
membawa nampan berisi bir dan cemilan. Sung Min dan Kangta terkejut, “ASIIIK!!
BIR!! CEMILAN JUGA!!” mereka berteriak seperti anak kecil. “KAMSAHAMNIDA!!” Aku hanya tersenyum
“Sung Min, apa Lee Teuk yang menggendongku kemari?” aku menundukan kepalaku,
Sung Min hanya tersenyum “Iya.” Aku merasa berhutang budi padanya. Tapi jujur
didasar hatiku aku marah padanya. “Kenapa? Apa kau kesal padanya?” Kupeluk erat
baki yang kubawa “Sejujurnya iya.. Kenapa Dia harus melakukan hal itu?” kurogoh
kantung celanaku, dan kukeluarkan kalung pemberian Ri Rin. “Karna ia memilih. Dia tetap memanah Yeoja itu walau ia tau
Kau akan terluka, walau kau akan membencinya. Tapi dia memili. Agar kau tak
menghilang.” Eh?? “Karna, Yesung
penting bagi Lee Teuk.” Aku hanya terdiam merenungkan kata-kata Sung Min.
Aku dan Taeyeon
berjalan dikoridor berdua menuju taman sekolah. Kami akan makan siang disana.
Tiba-tiba aku melihat Lee Teuk melewati kami, “Tunggu! Kau boleh ikut makan
siang kok!” aku pura-pura acuh panyanya. Sekilas tampak Lee Teuk tersenyum
puas, seakan ia telah memenangkan suatu lomba.
ONE YEAR LETTER
Musim gugur.
Musim dimana kami selalu bertemu disebuah taman, bercanda tawa, dan berbagi
cerita. Kini hal itu hanyalah kenangan. Sudah
setahun sejak kau meninggalkanku, Ri Rin… Aku melihat-lihat sekitar taman
tersebut. EH!! BUKANKAH ITU!! Aku tak
percaya dengan apa yang kulihat. Ri Rin..
Seorang Yeoja mengenakan seragam SMA yang sama denganku sedang duduk dibangku
taman tempat Aku dan Ri Rin bertemu.
Benarkah itu Ri Rin? Bukankah ia sudah tenang dialam
sana? Yeoja itu
tampak mencari seseorang. Lalu tanpa sengaja ia menatap kearah aku berdiri.
Yeoja itu tersenyum dan berlari
kearahku “OPPA!!” Yeoja itu memelukku. “Ri
Rin? benarkah ini kau?” kubalas pelukan Yeoja itu. “Iya Oppa! Ini aku Ri Rin!
aku sangat merindukanmu, Oppa!” Yeoja itu melepaskan pelukannya. Hatiku
kacau! Aku tak tau apa yang terjadi! “Ba.. bagaimana mungkin? Bukannya kau
sudah… sudah..” Kupegang dahiku, aku
bingung! “Tuhan memberiku kesempatan, Oppa. Dia mengizinkanku hidup sebagai manusia lagi. Agar
aku bisa menemanimu.” Yeoja itu menyentuh kedua pipiku dengan tangannya yang
lembut, kecil, dan hangat.
Dia melepaskan
kedua tangannya, dan hanya kesunyian yang terasa “Kalau begitu, maukah kau
menjadi kekasihku, Ri Rin?” Yeoja itu
hanya tersenyum dan berkata “ Iya, Oppa! Aku mau menjadi
kekasihmu!” Senyumannya membuatku tak tahan lagi. Tanpa sadar aku menyentuh
kedua pipinya lalu kukecup bibir Ri Rin.
Aku menciumnya! Ia tampak sedikit
terkejut dan wajahnya memerah. Kami berciuman sangat lama dibawah hujan
dedaunan kering. Tanpa kuketahui ternyata Lee Teuk dan Taeyeon melihatku, saat
aku berciuman dengan Ri Rin. “Kita
pergi yuk? Kita jangan ganggu mereka” Taeyeon menarik lengan Lee Teuk. Lee Teuk
hanya tersenyum dan mengikuti Taeyeon.
“Ini kalungmu”
Aku memberikan kalung itu pada Ri Rin.
“Kamsahamnida, Oppa ..!” Aku hanya
memeluk Ri Rin. Dalam hati aku
memohon pada Tuhan, “Jangan Kau ambil
lagi Dia dari sisiKu, Tuhan! Karna Aku takkan sanggup hidup tanpaNya!”
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar