BELOVE
by. Yoshikuni Yumi
Cast :
Oh SeHun as SeHun
Luhan
Xi as Luhan
Fumi
Nakamura as Nana
Yumi
Yoshitaka as Yumi
Spoiler :
Spoiler :
"Cinta bisa datang kapanpun. Tanpa kita sadari kita selalu memperhatikan orang yang kita Cintai."
Seorang Gadis Jepang Hadir dalam kehidupan Oh SeHun tepat setelah dia diputuskan oleh kekasihnya yang juga fansnya. Sedangkan Hyungnya, Luhan Xi, Mulai memperhatikan gadis yang baru mereka temui di Japan.
Seorang Gadis Jepang Hadir dalam kehidupan Oh SeHun tepat setelah dia diputuskan oleh kekasihnya yang juga fansnya. Sedangkan Hyungnya, Luhan Xi, Mulai memperhatikan gadis yang baru mereka temui di Japan.
Don’t Like? Don’t Read!
♪ヽ( ⌒o⌒)人?Happy Reading!!! 人(*´∀`*)♡
SeHun’s POV
Aku merasa sangat lelah. Tentu saja! Setelah seharian
latihan menari dan menyanyi, belum lagi jadwal pemotretan yang padat. Bagaimana
aku tidak lelah? Aku memutuskan untuk tidur.
Aku tertidur dalam keadaan menggunakan pakaian lengkap.
Biasanya aku hanya menggunakan boxer saja. Aku tidur satu kamar dengan Luhan
Hyung, dia bahkan sudah tidur sejak tadi.
Aku bangun kesiangan, mungkin sekitar pukul 10. Karna hari
ini aku libur jadi kupikir tak masalah bangun siang. Kubuka handphoneku. Aku
sangat terkejut melihat 35 misscall 25 message, dan semua itu berasal dari
NANA!
Aku segera bangun. Kulihat satu persatu pesan dari Nana.
Semuanya sama! Dia marah padaku. Kutekan angka 2 pada handphoneku.
Baru sebentar Nana sudah mengangkatnya “Yob…” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku Nana sudah membentakku
“SeHun Oppa! Kenapa kau tidak membalas
maupun menjawab teleponku?” Dari nadanya saja aku tau dia akan menangis “Nana, aku bias jelaskan..” suara Nana
terdengar sedikit bergetar “Cukup Oppa!”
ia terdiam.
“Nana?” aku mendengarnya terisak “Na..” lagi-lagi ia
membentakku “Cukup Oppa! Oppa anggap aku ini apa? Apa Oppa hanya
mempermainkanku? Apa Oppa sadar kalau aku ini terluka disini Oppa! Oppa seorang
bintang sedangkan aku? Aku hanya seorang fans yang beruntung menjadi kekasihmu!
Kita bahkan pacaran diam-diam! Sudah Cukup Oppa! Aku..”Nana berhenti, kini
suara tangisannya terdengar jelas “Kita akhiri saja sampai disini, Oppa!”
TUUTT!! TUUTT!! TUUTT!!
Nana menutup teleponku. Kuletakkan begitu saja hpku di meja.
Badanku serasa lemas. Kubuka laciku dan kuambil sebuah kotak merah disana.
“Hah.. Jadi sia-sia..” Kupandangi kotak merah itu, lalu kubuka. Sebuah cincin
berbentuk hati terselip didalamnya.
Ya! Aku memang berniat melamarnya setelah aku pulang dari
Jepang lusa nanti. Dia memang bukan seorang artis. Seperti yang ia katakan, ia
hanya seorang fans. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama. Ia yang slalu hadir
disetiap konserku, dia slalu memperhatikanku, dia juga slalu memberiku hadiah.
Aku …
Luhan’s POV
“SeHun bang…” aku berhenti berbicara. Kulihat SeHun tampak
*sedikit* terpuruk. Kudekati dia, aku duduk disebelahnya “Kenapa, Hunnie?”
Kuelus kepalanya.
Biasanya aku slalu menggoda SeHun, tapi kali ini melihatnya
tak bersemangat aku jadi kasihan padanya. Ia mendongak lalu menatapku. Kini
matanya mulai berair “Hyung…” dia menangis sambil memelukku.
Kubelai lagi ia “Kenapa Hunnie?”ia mengusap air matanya
“Di.. dia.. Kam.. kami.. putus.. Hyung..” ia melepaskan pelukannya. Ia duduk
bersila dan menunduk. “Siapa? Nana?” SeHun mengangguk “Kenapa?” Selama setengah
jam ia bercerita padaku “Hmm.. Kurasa kau butuh udara segar. Bagaimana jika
kita pergi jalan-jalan keliling Tokyo?” Aku tersenyum padanya, ia hanya
mengangguk.
Ia segera mandi. Aku melihat sebuah kotak merah di kasur. “Hh..
Seperti apa sih gadis yang bias membuatmu seperti ini, Oh SeHun!” Aku berkata
pelan. Aku pergi keluar kamar. Aku juga harus bersiap-siap karna aku akan pergi
jalan-jalan dengan Saengku, Oh SeHun.
Author’s POV
SeHun dan Luhan pergi ke game center di Tokyo. Mereka
bersenang-senang di sana. Tentu saja mereka pergi dengan penyamaran *menggunakan
topi dan kacamata hitam* .
Tak hanya ke game center, mereka juga pergi ke beberapa
tempat untuk belanja beberapa oleh-oleh. Yang pastinya untuk Eonnie-eonnie dan
Hyung-hyung mereka di Korea sana. Mereka juga tak lupa membelikan oleh-oleh
untuk Appa dan Eomma mereka.
Mereka memang membawa mobil. Tapi mobil itu hanya mereka
gunakan untuk membawa barang saja. Jadi mereka meminta Kris mengantarkan
belanjaan mereka kembali ke hotel, sedangkan mereka masih berkeliling. Jalan
kaki tentunya.
“SeHun..” Luhan mengeluarkan sebuah kotak merah dari saku
jaketnya. SeHun terkejut melihat kotak itu. Karna seingat dia, dia menaruhnya
dilaci. “Luhan! Kembalikan!” SeHun berusaha menggapai kotak itu, Luhan semakin
senang melihat tingkah SeHun yang seperti itu. Tiba-tiba…
BRUUUUKK!!!
“Auu..” Mereka menabrak seorang gadis. Kotak merah itu tak
sengaja jatuh dalam tas keranjang milik gadis itu. “Anoo.. kau baik-baik saja?”
SeHun berbicara dalam bahasa Jepang. Ia berusaha membantu Yeoja itu berdiri.
“Hai. Summimasen! Tadi aku kurang hati-hati.” Gadis itu menunduk dalam. “Tidak.
Kamilah yang salah. Kami tidak melihat jalan.” Luhan tersenyum.
Gadis itu berambut pendek sebahu. Rambutnya berwarna
kemerahan. Kulitnya yang tampak putih nan halus membuat SeHun dan Luhan sedikit
ternganga. Belum lagi mata gadis itu yang tampak indah seperti mutiara. Mata
itu berwarna Hijau kebiruan. Gadis itu mengenakan baju berwarna hijau kebiruan
yang sesuai dengan warna matanya dan celana garis-garis selutut. Kakinya yang
panjang berbalutkan sebuah sepatu boot dari kulit berwarna coklat. Sungguh
pemandangan menakjubkan.
“Ne.. Gommenasai..” gadis itu kembali menunduk lalu
merangkang. Ia tampak mencari-cari sesuatu. Ia meraba-raba jalanan sekitar.
Gadis itu jarang berkedip, pandangannya juga kosong dan selalu lurus.
“Kau mencari apa?” SeHun duduk dan mencoba membantu. “Aku
mencari kacamata, keranjang dan tongkatku.” Mendengar hal itu, SeHun langsung
berdiri dan mendapati keranjang itu berada didekat saluaran air. Luhan juga
membantu dengan mencarikan tongkat gadis itu. Sedangkan gadis itu sudah
mendapati kacamata hitamnya.
Luhan dan SeHun segera memberikan Keranjang dan tongkat
gadis itu. Gadis itu mengenakan kacamata hitamnya, lalu menerima keranjang dan
tongkatnya. “Arigatou ne, Onii-san. ” Gadis itu tersenyum kearah Luhan dan SeHun.
“Bolehkah kami tau namamu?” Luhan bertanya pada gadis itu.
Gadis itu hanya tersenyum “Watashi wa Yoshitaka Yumi. Gommen tapi bolehkah kau
tau siapa Kalian?” SeHun terkejut “Kau tak tau siapa kami? Kau bercanda kan?”
SeHun melepas kacamatanya. “Maaf. Kalau saja aku bisa melihat wajah kalian.”
Gadis itu tersenyum. “Ah, summimasen. Aku harus ke rumah sakit. Sayonara
Onii-san” gadis itu meninggalkan mereka berdua. Ia berjalan sambil menuntun
dirinya dengan sebuah tongkat.
“Kenapa ia pergi sendirian? Bukankan ia..” Luhan membungkam
mulut SeHun dengan tangannya. “Aku juga heran. Mungkin ia tak mau merepotkan
orang lain atau mungkin ia sudah tak punya keluarga yang menjaganya.” Luhan dan
SeHun terus menatap ke arah gadis itu pergi, semakin lama ia semakin menghilng
dikeramaian.
Yumi’s POV
Sampai di ruma sakit aku langsung berjalan ke koridor karna
aku sudah hafal tempat ini. “Konnichiwa Yumi-chan. Mau saya antar?” aku
mendengar seorang wanita menyapaku, aku yakin ia adalah Kaori-neesan, perawat
disini. “Konnichiwa, Kaori-neesan. Tapi aku tak mau merepotkanmu.” Aku
tersenyum kearah suara Kaori-neesan. “Baiklah, kalu begitu saya permisi dulu.”
Aku mendengar langkah kakinya yang semakin menjauh.
Aku terus berjalan, sambil meraba pintu setiap kamar yang
aku lewati. 017, ya ini kamar Okaa-san. Aku membuka perlahan pintu kamar ini.
“Yumi? Kenapa kau kesini? Dengan siapa kau kemari?” Kudengar suara
Ahiki-neechan semakin keras dan dekat.
“Gommenasai, Onee-san. Aku berangkat sendiri. Tenang saja
aku hati-hati kok.” Aku tersenyum. Aku berjalan 10 langkah kearah timur lautku.
Kuletakkan keranjangku dimeja. Kukeluarkan satu persatu bawaanku di keranjang. Eh? Apa ini? Kudapati sebuah kotak, lalu
kubuka kotak itu. Kuraba isinya. Cincin?
Kututup kembali kotak itu lalu aku memasukannya dalam saku celanaku.
Aku tak terlalu memikirkan apa yang dikatakan Ahiki-neesan.
Aku masih sibuk dengan bawaanku. “Okaa-san. Onee-san. Aku Cuma mau bilang.
Lusa, aku akan pergi ke Korea untuk mengobati kedua mataku.” Onee-san hanya
diam. “lalu kau akan tinggal dengan siapa disana?” Suaranya sedikit bergetar. “YoonA
Onee-san sudah mengatur semuannya, Aniki..” Aku tersenyum, aku tak tau apakah
aku tepat sasaran saat melakukannya.
“Okaa-san, Aku pulang dulu ya. Dan.. aku juga ingin pamit
padamu, Okaa-san. Aku akan kembali ke Korea.” Kukecup dahi Okaa-san. Aku
merasakan sebuah tangan menarikku. “Yumi! Apa kau gila? Aku akan kembalii ke
tempat pria itu meninggalkan ibumu yang sedang koma sendirian?” Ahiki-neesan
membentakku. “Tidak! Walaupun aku kembali ke Korea, bukan berarti aku akan
menemui orang itu kan! Summimasen! Tapi aku harus pergi sekarang. Sayonara!”
Aku melepaskan cengkraman Ahiki-neesan, lalu kuambil kembali tongkatku lalu
pergi meninggalkan ruangan Okaa-san.
Author’s POV
@Somewhere…
SeHun dan Luhan sudah tiba di hotel tempat mereka menginap.
SeHun dan Luhan masih belum menyadari bahwa kotak cincin SeHun hilang.
SeHun berbaring di kasur. Sedangkan Luhan bersiap mandi.
Sesaat SeHun sudah memejamkan kedua matanya, namun ia terbangun dan teringat
akan cincinnya. “Hyung! Kembalikan cincinku!” ia bangun dan menarik tangan
Luhan. Luhan sedikit terkejut. “Cincin?” Luhan menatap SeHun dengan tatapan Innocent.
SeHun hanya menghela nafas. Ia merasa ia harus menyerah
untuk cincin dan Nana. SeHun kembali berbaring dikasur. Ia mendekap erat bantal
yang ada dan menutupi seluruh tubuhnya dengan menggunakan selimut. Ia tertidur,
ia merasa sangat lelah. Baik tubuh, jiwa maupun hatinya.
Dalam tidurnya, SeHun masih terbayang akan wajah sang mantan
kekasih, Nana. Im Nana. Gadis cantik bermata biru. Gadis cantik berambut
panjang kecoklatan, bibirnya yang berwarna merah maron, ditambah lagi kulit
putihnya yang juga halus nan lembut. Dia yang selalu mengisi waktu SeHun kala
sedih maupun senang. Ia yang bersuara indah seperti Eonninya, Im YoonA.
Kini SeHun hanya bisa menangisi sang mantan kekasihnya.
Luhan melihat SeHun tertidur sambil menangis. “Selamat tidur, saeng-ku” Luhan
menyelimuti SeHun, lalu ia tidur disebelahnya.
@Ditempat Yumi
“Konbanwa? Ne, YoonA Eonni. Can I speak to Nana?” Yumi
memutuskan untuk menelpon Nana, namun YoonA
lah yang menerimanya “Sorry, Yumi. Nana sudah tidur sejak tadi. Kenapa Yumi?” YoonA
sedikit menyesal “Oh, iya Onee-san. Aku Cuma mau kasi tau Nana aja kok. Kalau
lusa aku akan berangkat ke Seoul. Aku ingin Nana menjemputku.” Terdengar Yumi
sedikit tertawa.
“Eh? Benarkah? Baiklah besok kusampaikan padanya. Ada yang lain lagi?” Yumi termengun, ia menunduk tak yakin dengan apa lagi yang akan disampaikan pada YoonA. “Hmm.. sepertinya hanya itu saja, Nee-san. Nah, Arigatou ne!” Ia mendongak dan tersenyum “Hmm, Doutashimashite!!” lalu ia mematikan teleponnya.
“Eh? Benarkah? Baiklah besok kusampaikan padanya. Ada yang lain lagi?” Yumi termengun, ia menunduk tak yakin dengan apa lagi yang akan disampaikan pada YoonA. “Hmm.. sepertinya hanya itu saja, Nee-san. Nah, Arigatou ne!” Ia mendongak dan tersenyum “Hmm, Doutashimashite!!” lalu ia mematikan teleponnya.
Yumi meletakkan HPnya dimeja. Ia melepas kacamata hitamnya,
kini mata biru kehijauan itu tampak menyala dalam ruang gelap. Yumi bahkan tak
pernah menyalakan lampu kamarnya sejak kecelakaan itu. Ia selalu membiarkan
kamarnya gelap. dia pikir tanpa cahayapun bukan masalah untuknya, toh dia tak
bisa melihat.
Yumi berbaring dikasurnya. “Huft..” ia menutup kedua
matanya, lalu membukanya perlahan “Otoo-san… sudah 5 tahun sejak hari itu. Apa
kau masih mengingatku? Apa kau masih ingat janjimu padaku, Otoo-san?” Lalu ia
tertidur.
@ Suatu tempat di Seoul,
Seorang pria sedang duduk diruang kerjanya. Ia mengeluarkan
sebuah foto dari lacinya. Ia memandangi foto itu, lalu beralih memandang keuar
jendela. Menatap keramaian Seoul yang tak ada habisnya. Tiba-tiba air mata
menetes dipipinya. “Maafkan ayah, nak” ia mengusap foto itu.
Dalam foto itu tampak seorang pria dan anak gadisnya sedang
tersenyum bersama. Sang anak memeluk pundak ayahnya, mereka berdua tampak
sangat senang dan sangat bersinar. Pria itu adalah Seo Taiji, pengusaha kaya
mantan penyanyi legendaris. Dan gadis itu tentu saja putrinya. Putrinya yang
paling ia cintai. Ia membayangkan saat2 bersama putrinya itu.
TOK!! TOK!! TOK!!
“Appa? Boleh aku masuk?” terdengar suara seorang gadis dari
luar ruang kerjanya. Pria itu segera mengusap air matanya dan kembali duduk.
“Ne, YoonA. Masuklah!” Gadis itu adalah YoonA, Im YoonA. “Ada apa, YoonA?
Kenapa kau belum tidur?” YoonA mendekati Taiji. “Aku mau menjemput teman adikku
besok, tolong jaga Eomma” YoonA tersenyum pada Taiji. Taiji hanya mengangguk.
“Kamsahamnida..” YoonA membungkuk lalu keluar meninggalkan ruangan itu. “Maafkan
Appa, Rin..” Taiji tertidur dikantornya. Air mata menetes dari ujung matanya.
Nana memasuki ruangan itu dan membawa sebuah selimut lalu dipakaikanlah selimut
itu pada Taiji. “Selamat tidur Appa..” Ia tersenyum lalu mengecup kening Ayah
tirinya itu.
Yumi’s POV
Hari terasa begitu cepat berlalu. Tak terasa hari ini aku
akan kembali ke Korea. Aku bangun sangat pagi. Aku yakin Ahiki-neechan masih
berada dirumah sakit. Aku segera mandi dan mempersiapkan diri. Walau aku tak
bisa melihat aku sudah hafal betul seluk-beluk rumah ini. Aku meletakkan sebuah
surat di meja kamarku. Aku yakin Ahiki-neechan akan membacanya. “Aku pergi..
Sayonara..” kutenteng koperku.
Aku tak menggunakan kacamataku, karna ini masih pagi jadi
kupikir untuk apa aku pakai. Aku sudah memesan taksi untuk menjemputku. Aku
hanya menggunakan kemeja putih berbalut jas hitam dengan dasi berwarna hitam
juga. Tak lupa rok pendek selutut yang senada dengan jasku. Aku bisa membedakan
warna karna semua pakaianku sudah kubordir. Jadi aku tau warna apa yang hari
ini aku pakai.
Hanya perlu 30 menit untuk sampai bandara. Karna ini masih
pagi jadi kami mengebut. Biasanya butuh 1 jam untuk sampai bandara. Setiba
dibandara aku berjalan dengan bantuan tongkatku. Aku menyeret koperku dengan
tangan kiri. Aku masih belum menggunakan
kaca mataku.
BRUUK!! Aku menabrak seseorang. “Gommenasai..” Aku menunduk.
“Ne.. Gommenasai.. Hei, kau yang kemarinkan?” Aku merasa mengenal suara ini.
Aku ingat. Ini suara laki-laki yang kutabrak kemarin. “Ah, ne.. Kamu orang
Korea ya?” Laki-laki itu tak menjawabku “Matamu indah. Seperti permata.” Aku
bisa merasakan hembusan nafas laki-laki itu tepat didepan wajahku. “Arigatou..
bisakah kau sedikit mundur..” Aku mendorong mundur laki-laki itu. Rasanya
jantungku berdebar kencang. Padahal aku tak mengenalnya sama sekali.
SeHun’s POV
“Hyung!!” Aku memanggil Luhan dari kejauhan. Aku melihat dia
sedang bersama seseorang. Aku mendekati mereka berdua. Aku terkejut melihat
Yeoja yang ada dihadapan Luhan. Dia Yeoja yang kemarin. Dia berdandan seperti
seorang pramugari, hanya saja rambutnya yang ia biarkan tergerai dengan jepit
berbentuk bunga lavender bertuliskan Yumi Y. berwarna keemasan diatasnya. Dan
juga matanya yang berwarna biru kehijauan yang memikat hatiku, sejenak aku jadi
teringat Nana.
“Hyung.. ayo, Hyung-hyung sudah menunggu kita.” Aku menarik
lengan Luhan, tapi Luhan bertahan diposisinya. “Hei, Yumi, Kau satu bangku
dengan kami ya?” Luhan tampak melirik tiket yang ada ditas kecil Yeoja itu.
Luhan menarik tiket itu dan melihatnya. “SeHun, dia satu Seat dengan kita.
Noona? Maukah kau pergi bersama kami?” Luhan membungkukkan badannya lalu ia
menggandeng Yeoja itu. Yeoja itu hanya menurut saja. Aku mengikuti mereka
dibelakang.
Kami duduk bertiga, tentu saja Yeoja itu duduk ditengah. Aku
tak mengerti kenapa Yeoja ini memiliki tiket kelas 1? Bukankah semua seat kelas
satu sudah kami (EXO maksudnya) block? Luhan lebih sering ngobrol dengan Yeoja
itu. Yeoja itupun menanggapinya dan tersenyum. Jujur saja senyumannya sangat
manis. Luhan bahkan tak menghiraukan Aku maupun member EXO lainnya.
“Luhan.. Kau kenapa?” Kris mendekati Luhan. “Ada apa hyung?”
tatapan innocent Luhan terkadang membuatku kesal. “Siapa gadis itu?” Kris Hyung
menunjuk gadis Jepang yang sedang tertidur pulas diantara aku dan Luhan. “Dia
Yumi. Sebenarnya aku juga tak tau siapa dia. Tak apa kan hyung kalau kita
menolong sesama? Lagian gadis ini buta.” Luhan membelai perlahan kepala Yeoja
itu. Semakin lama Luhan tampak mengantuk juga. Kini luhan tidur bersandar
dibahu Yeoja itu. Kris, Tao, Chen, dan Lay membawa sebuah kamera dan memotret
mereka berdua.
“Oi.. bangun..” Aku membangunkan Luhan dan Yeoja itu yang
tertidur sambil saling bersandar. “Hmm??” suara lembut itu membuat jantungku
berdebar-debar. “Hmmm.. Sudah sampai ya?” Yeoja itu memasang tampang imut
sambil mengusap-usap kelopak matanya. “I.. iya kita sudah sampai..” aku
mengusap perlahan kepala yeoja itu. Saat matanya sepenuhnya terbuka, permata
biru kehijauan itu menatapku. Aku langsung menghentikan usapanku. Apasih yang aku pikirkan? Baru putus dari
Nana sudah mau cari pengganti?
Kami semua turun dari pesawat. Aku, Luhan dan Yeoja itu
turun bersamaan. Saat kami memasuki bandara banyak sekali wartawan dan fans
kami sedang berdiri dan memotret kami.
Mereka juga meneriaki nama bias mereka. Aku dan Luhan tak sadar kalau kami
masih menggandeng Yeoja Jepang itu.
Tiba-tiba seorang Yeoja dari kerumunan mendekati kami dia
menerobos petugas keamanan lalu ia melepas topi lebarnya dan juga kacamata
hitamnya. “YoonA Noona??” Aku dan Luhan
bersamaan. YoonA Noona memasangkan Topi dan juga Kacamatanya pada Yeoja
Jepang yang sedang kami gandeng. “Lepaskan gandengan kalian. Ini akan
menimbulkan skandal untuk kalian. Ini juga akan menjadi masalah untuk Yumi!” Yumi? Jadi nama yeoja ini Yumi..
“Eonni? Kamsahamnida..” Yumi membungkuk, YoonA Noona segera
menarik tangan Yumi dan membawanya menjauh dari kami. Seakan tak rela aku masih
menahan tangan Yumi. “SeHun, please?”
YoonA sedikit melotot, aku hanya bisa pasrah dan melepaskannya.
Author’s POV
YoonA dan Yumi memasuki sebuah Taxi. Mereka segera melesat
menuju sebuah rumah yang cukup besar. “Yumi? Kau yakin?” Yumi hanya mengangguk
menanggapi pertanyaan Eonninya. “Hmb.. Eonni, panggil saja aku Ri Rin. Aku tak
berada di Jepang kan? Lagi pula aku masih hafal seluk beluk rumah ini. Rumah
ini juga dekat dari Rumah sakit.” Yumi tersenyum. YoonA membantunya membereskan
beberapa barang. Setelah itu ia berpamitan pulang.
Kini Yumi sendirian didalam rumah itu. Rumah itu sebesar
rumah Yumi dijepang. Dan bentuknya pun juga sama. Yumi berbaring dikasurnya “Korea..
here I am.. Sayonara Japan..” Yumi memejamkan kedua matanya sejenak. ia
membayangkan wajah dua orang namja yang ia temui tadi. “SeHun.. Luhan.. Mereka
berdua imut. Kenapa nama mereka mirip member EXO ya?? Hahaha..” Yumi mengangkat
tinggi-tinggi boneka Kucing miliknya.
Ia bangun dan memutuskan untuk mandi. Selesai mandi ia
menggunakan terusan selutut berwarna orange dengan motif anggrek dibawahnya.
Kaki jenjangnya yang ia balut dengan sepatu dengan hak yang tak terlalu tinggi.
Ia juga menggunakan gelang berwarna hitam yang tampak kontras dengan kulitnya
yang putih. Tak lupa jepit bunga anggrek berwarna orange yang menghiasi rambut
pendeknya yang indah. “Perfect” ia berbicara sendiri. Lalu ia mengambil tongkat
dan kacamatanya.
@Sementara itu Nana…
Nana bahkan tak tau kalau sahabatnya sudah tiba di Korea. Ia
masih saja mengurung diri di kamar. Ia tau ialah yang memutuskan Sehun, maka ia
harus menerima kenyataan itu. Ia mulai melepas semua poster-poster SeHun yang
ada dikamarnya. Ia memasukan semua barang-barang dari SeHun kedalam sebuah dus
besar. Termasuk semua poster dan kaset-kaset EXO ia masukan dalam dus. Ia
berniat membuang semua itu ke Sungai.
“Nana?” YoonA mengetuk kamar Nana. “Ne, Eonni?” Nana
mengusap kedua matanya yang basah. “Anoo, Apa kau ingin mengunjungi Yumi? Ia
menunggumu di Rumah Sakit dekat rumahnya.” Nana terkejut. “Yumi datang?” Ia
tertawa senang. Karna sahabatnya akhirnya kembali ke Korea. “Ne, Eonni! Aku
akan menemuinya sekarang.” Nana bergegas mandi selesai mandi ia sedikit
berdandan, lalu ia berlari menuju garasi sambil membawa kardus besar tadi.
Nana tak kalah cantik dari Yumi. Ia menggunakan Kaos
Berwarna Hitam dengan tulisan Monster besar dibagian depannya. Ditambah celana
jins selutut, tak lupa sepatu kets berwarna merah biru yang menghiasi kakinya.
Rambutnya yang ia kuncir dua, dengan kalung bertuliskan V.I.P menggantung
dilehernya. Ia bergegas menuju rumah sakit tersebut. Ia sudah sangat merindukan
Sahabatnya itu.
@Somewhere
Semua member EXO berkumpul di dorm. Mereka semua tampak
kelelahan. Sebagian dari mereka memutuskan untuk tidur. Namun Luhan, SeHun, Tao
dan Kris memutuskan untuk jalan-jalan saja. Tentu saja dengan penyamaran apa
adanya. Kacamata hitam dan topi ditambah jaket. Itulah penyamaran mereka.
Mereka ingin pergi bersantai kembali di Korea. Bagi mereka seminggu dijepang
serasa sebulan meninggalkan rumah.
Mereka memutuskan untuk tidak menggunakan mobil. Karna akan
sulit bagi mereka bergerak bebas jika menggunakan mobil. Tapi banyak fans
mereka dan pers berkumpuk didepan gerbang dorm. “Hyung? Bagaimana kalau kita
lewat atas?” Tao menarik lengan Kris dan membawanya menuju atap. Tentunya Luhan
dan SeHun juga menggikuti mereka.
Di atap dorm terdapat sebuah tali baja yang tersambung
hingga sebuah rumah sakit. “Nah, Hyung bawa ini! Aku yakin kalian
memerlukannya.” Tao mengedipkan matanya. Ia memberikan Sebuah tali tebal lain
pada hyung-hyungnnya. Sekarang ia melempar tali itu Ke tali baja lalu memegang
kedua ujung tali itu. Ia langsung menyebrangi tali baja itu tanpa piker
panjang. Kris, Luhan dan SeHun sempat panik. Namun melihat Tao selamat melewati
tali sepanjang 500 meter membuat Kris, Luhan dan SeHun ingin mencobanya.
Satu per satu dari mereka mencoba melakukan hal yang sama
seperti Tao. Kris, lalu Luhan dan SeHun terakhir. Kris dan Luhan berhasil
menyebrang dengan sangat baik. Namun SeHun..
Ditengah jalan tangan SeHun mulai berkeringat, dia mulai
kehilangan keseimbangan. tali yang ia pegang mulai bergoyang-goyang. SeHun
menatap kebawah, ia terkejut karna ternyata ia berada sangat jauh dari tanah.
Dia juga melihat seorang mengenakan gaun Orange dibawah sana, ia berdiri
didekat sebuah kolam . tangan SeHun sudah tidak kuat lagi. Tanpa sadar SeHun melepaskan
pegangannya.
"OH SEHUN!!!!!" Kris, Luhan dan Tao berteriak
bersamaan. mereka berlari menuju pinggir atap gedung Rumah Sakit.
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!" SeHun berteriak. Ia
akan segera jatuh menimpa seseorang. Mendengar suara teriakan gadis berbaju
orange tadi mendongkak. Ternyata dia YUMI! beberapa menit lagi SeHun jatuh.
BRUUKK!! BYUUURR!!
mereka berdua jatuh kedalam kolam. SeHun jatuh menimpa Yumi.
"Mian.." SeHun memegangi dahinya yang membentuk dahi Yumi. Saat SeHun
benar-benar membuka matanya, ia sadar bahwa ia berada dalam posisi yang
berbahaya. Ia duduk diatas Yumi, tapi tidak sampai menimpanya. Tangan kiri
SeHun menggenggam tangan kiri Yumi, wajah mereka hanya berjarak 15 cm. SeHun
segera mundur. Tiba-tiba ia melihat sesuatu mengalir dari dahi Yumi. "It..
itu.. Da.. Darah?!"
SeHun bangun dan segera mengangkat Yumi. ia sedikit berlari
menuju Rumah Sakit di depannya. Tangan SeHun bergemetar. "SEHUN! KAU
BAIK-BAIK SA..." Luhan, Kris dan Tao berlari dari tangga menghampiri
SeHun. Mereka bertiga terkejut melihat orang yang dibawa oleh SeHun. "Di..
dia??" Luhan juga bergemetar. Ia mendekati SeHun. SeHun tidak menghiraukan
Luhan. Ia masih terlalu Shock.
"Hnn..??" SeHun menatap gadis yang digendongnnya.
"Apa.. yang terjadi??" Yumi menyentuh dahinya yang berdarah.
"Hnn?? apa ini?? darah??" SeHun langsung memeluk erat Yumi. "Kau
Siapa?? bisa kah kau memberitauku apa yang terjadi padaku?? dan apa benar yang
kupegang didahiku adalah darah??" Tangan SeHun bergetar. Yumi masih bingung
karna ia tak tau siapa yang memeluknya seerat itu sampai-sampai ia bergetar.
"Mian, Yumi.." Yumi hanya tersenyum mendengarnya.
"SeHun, isn't it??" SeHun meletakkan dagunya dipundak Yumi, ia hanya
mengangguk pelan. Yumi membelai kepala SeHun, Aku ngga apa kok. Aku cuma kaget ada
orang yang jatuh dari ketinggian segitu. Kau baik-baik saja kan??" SeHun
mulai menangis, sekali lagi ia hanya mengangguk pelan. "Baguslah."
Yumi menepuk punggung SeHun.
Luhan, Kris dan Tao yang sedari tadi terdiam kini mulai
tersadar kembali. Mereka menarik SeHun dan Yumi. "Sebaiknya kita tidak
menghalangi pintu masuk ini. Yumi hanya tersenyum. Kini mereka duduk disebelah
ruang resepsionis. "Ini Yumi. Kau pasti kedinginan." Luhan
menyerahkan secangkir teh hangat yang ia minta dari perawat rumah sakit. Tiba-tiba, Kris melepaskan mantelnya.
"Bajumu basah. Seaiknya kau menutupi diri dengan jaket." menyadari
apa yang dikatakan Kris, wajah Tao, Luhan SeHun kini memerah seperti halnya
Kris.
"Ah, Mian Oppa.. Aku
sudah membuat kalian semua repot. Oh, Gomawo." Ia tersenyum. Sehun yang
sedari tadi duduk disebelah Yumi hanya terdiam. Ia merasa sangat bersalah.
"Say, SeHun Oppa.. Apa kau masih merasa bersala tentang apa yang terjadi
padaku hari ini??" SeHun terdiam. "Oppa, sebenarnya aku sudah berkali-kali
merasakan dekat dengan kematian." Perkataan Yumi membuat Keempat namja
tampan itu terkejut.
Disaat yang bersamaan Nana sudah duduk dipinggir kolam didepan Rumah Sakit dengan wajah ceria menanti sahabatnya.
Disaat yang bersamaan Nana sudah duduk dipinggir kolam didepan Rumah Sakit dengan wajah ceria menanti sahabatnya.
Jangan Lupa Comment ya?? ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar